Opini  

Kenakalan Remaja Melalui Balapan Liar Dan Geng Motor Yang Semakin Marak, Bukti Generasi Muda Yang Semakin Rusak

Oleh : Tawati (Pengamat Anak dan Remaja)

MAJALENGKA * PRIBUMIBANGKIT.COM ]] Aksi tak biasa dari SMK Korpri di Majalengka, Jawa Barat, beberapa waktu lalu telah menjadi viral di sosial media sebab memiliki ekskul balapan motor. Sekolah ini telah menjadikan ekstrakurikuler (ekskul) yang sangat unik, yaitu balap Road Race dan Grasstrack. Tujuan dibalik ekstrakurikuler ini yaitu untuk mendukung hobi para siswa, sekaligus mencegah mereka terlibat dalam balapan liar.

Keberadaan geng motor memang meresahkan masyarakat. Sampai memakan korban yang langsung tewas di tempat. Dengan alasan ingin bertarung, gerombolan remaja tega menganiaya siapa pun yang ditemuinya. Bermodalkan motor dan senjata tajam, celurit, sampai samurai, mereka mencari mangsa.

Inilah satu satu dari sekian banyaknya potret buram tingkah laku generasi hari ini. Kenakalan remaja berujung tindakan kriminalitas yang sangat meresahkan.

Fenomena geng motor hadir di tengah corak kehidupan sekuler liberal. Sekularisme yaitu paham yang menjauhkan peran agama dari kehidupan manusia. Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme, yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia.

Manusia dianggapnya mampu menyelesaikan seluruh urusannya tanpa bantuan Sang Pencipta. Padahal, akal manusia lemah dan terbatas yang jika dibiarkan tanpa bimbingan wahyu akan mengantarkan pada kerusakan. Inilah pangkal malapetaka umat manusia saat ini.

Sistem kehidupan sekuler liberal, setidaknya melahirkan tiga faktor pemicu terjadinya fenomena geng motor. Pertama, faktor keluarga yang luput dari pengasuhan. Akibat agama dijauhkan dari kehidupan, ayah dan Ibu membangun keluarga tidak berasaskan iman dan takwa. Banyak dari orang tua yang tidak memahami bahwa anak adalah amanah yang wajib dijaga. Mereka menyerahkan pengasuhan pada pihak lain dengan alasan sibuk bekerja.

Akhirnya, orang tua hanya mengandalkan sekolah untuk mendidik putra-putri mereka. Padahal, anak sangat memerlukan kehadiran kedua orang tuanya sebagai sandaran dan teladan.

Kedua, faktor sekolah dalam sistem pendidikan sekuler. Sekolah yang menjadi andalan utama para orang tua, nyatanya juga memiliki segudang permasalahan yang lahir dari buruknya sistem pendidikan sekuler. Pendidikan hari ini jauh dari nilai-nilai agama. Jangankan akidah Islam, generasi terus diracuni akidah liberal yang membebaskan perilaku manusia.

Mereka tidak bisa membedakan mana perilaku yang baik dan yang buruk. Ini karena gagasan liberal membebaskan mereka untuk berbuat sesukanya dan mengejar apa pun yang mereka inginkan. Sistem pendidikan sekuler yang mengagungkan kebebasan ini semakin menyingkirkan peran agama dalam kehidupan.

Ketiga, yaitu faktor negara. Keberadaan geng motor bukan baru terjadi hari ini saja. Hilangnya nyawa manusia akibat perilaku biadab geng motor ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lampau. Namun, kenapa keberadaan mereka masih ada dan kian meresahkan masyarakat?

Salah satunya adalah karena sanksi yang diberikan tidak memberi efek jera. Belum lagi hukum yang tumpul pada pemilik uang dan oknum aparat yang kerap bekerja untuk pejabat, menjadikan keadilan bagai mimpi di siang hari bagi seluruh rakyat.

Selain gagal menghadirkan rasa aman, negara sekuler pun gagal dalam menjaga generasi dari buruknya berbagai tayangan di media. Negara seolah tak berdaya di bawah kaki korporasi yang acapkali menayangkan visual sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Alhasil, generasi mudah sekali terpapar pornografi dan tayangan kekerasan. Inilah yang menyuburkan tindakan kriminal.

Ajaran Islam yang berasal dari wahyu Allah SWT pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh permasalahan manusia, termasuk fenomena geng motor. Berbeda dengan sekularisme, Islam memandang bahwa agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Dari sinilah kita akan meyakini bahwa Islam adalah agama yang mampu menyelesaikan seluruh urusan umat manusia.

Agama pun menjadi landasan amal seseorang yang akan mengantarkan pada bangunan rumah tangga yang berlandaskan akidah Islam. Ayah dan ibu yang memahami agama akan menempatkan anak sebagai amanah yang wajib dijaga sehingga pengasuhan pun akan optimal. Fungsi ayah dan ibu dikembalikan pada syariat, yakni ayah sebagai pencari nafkah, sedangkan ibu menjadi ummun wa rabbatul bait.

Sosok ibu yang memerankan fungsinya dengan optimal akan melahirkan generasi saleh yang kenyang akan kasih sayang, hati yang lembut, dan menyayangi sesama. Teladan kedua orang tuanya akan membekali tingkah laku mereka. Walhasil, jangankan menyakiti orang lain, mereka justru akan berusaha untuk bermanfaat bagi umat.

Sistem pendidikan pun wajib berbasis akidah. Pola sikap anak-anak akan sesuai dengan tuntunan syariat sehingga kepribadian Islam akan terbentuk sedari dini. Mereka pun akan gemar beramal saleh, alih-alih ikut komunitas seperti geng motor.

Sejatinya fenomena geng motor yang marak adalah buah dari penerapan sistem sekuler liberal. Sudah saatnya sistem ini kita tinggalkan dan kembali kepada sistem Islam, yang mampu menghadirkan sosok remaja yang gemar berbuat kebaikan dan berkontribusi besar demi terbangunnya peradaban gemilang.

Wallahu a’lam bishshawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *