Mahasiswa Politeknik STTT Bandung Tolak Pelantikan Direktur Kampus, Ada Apa?

BANDUNG * PRIBUMIBANGKIT.COM ]] Kementerian Perindustrian telah melaksanakan pelantikan direktur terpilih kampus Politeknik STTT Bandung beserta beberapa kampus lainnya di Jakarta pada Senin (20/5) pagi tadi. Pada agenda tersebut, Arief Dewanto dilantik sebagai Direktur kampus Politeknik STTT Bandung menggantikan direktur sebelumnya, Tina Martina.

Diketahui bahwa terdapat tiga kandidat direktur untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di kampus Politeknik STTT Bandung. Nama-nama yang diajukan oleh senat akademik kampus tersebut masing-masing ialah Mohammad Widodo, Ida Nuramdhani serta Arief Dewanto. Pada prosesi pengujian, ternyata hasil uji dan kualifikasi kandidat tidak terdapat transparansi kepada civitas akademika kampus Politeknik STTT Bandung.

Fenomena tidak adanya transparansi publik mengenai hasil uji dan kualifikasi kandidat direktur hingga akhirnya dilantik ini menjadi pertanyaan besar bagi semua kalangan. Mulai dari pegawai, mahasiswa, hingga alumni kampus Politeknik STTT Bandung.

Pada sebuah potongan video yang didapatkan oleh redaksi, menampakkan sebuah pembacaan Surat Terbuka para mahasiswa kepada Menteri Perindustrian RI yang berisikan beberapa poin. Salah satu diantaranya ialah permintaan keterbukaan informasi mengenai hasil uji para kandidat direktur. Mahasiswa menuntut agar pengesahan dan pelantikan Direktur kampus Politeknik STTT Bandung dibatalkan.

“Kami memohon dibatalkannya pengesahan dan pelantikan Direktur Politeknik STTT Bandung sampai dialog dan komunikasi antara 3 Calon Direktur Politeknik STTT Bandung dilakukan,” kata mahasiswa dalam surat terbuka tersebut (20/5).

Dari penelusuran redaksi, masing-masing latar belakang pendidikan para kandidat ialah alumni kampus Politeknik STTT Bandung untuk Mohammad Widodo dan Ida Nuramdhani, serta memiliki kiprah dalam dunia pertekstilan Indonesia selama ini. Sebelumnya, kedua kandidat dengan gelar doktoral ini digadang-gadang menjadi kandidat yang akan terpilih. Sedangkan kandidat lainnya yaitu Arief Dewanto dengan latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Industri.

Selain problematika transparansi publik tersebut. Mahasiswa tekstil juga mengeluhkan beberapa hal lain terkait persoalan penyelenggaraan kampus. Keluhannya diantaranya adalah soal praktik Kerja Industri (KI) bahwa adanya ketidaksesuaian kompetensi mahasiswa dengan kebutuhan industri. Hal ini didasari oleh kurikulum dan fasilitas yang kurang match dengan fasilitas industri.

Mahasiswa juga mengeluhkan tentang kenaikan biaya SPP, dari 3,2 juta pada periode pembayaran sebelumnya hingga menjadi 5 juta per semester yang tidak ada proses dialog kepada para mahasiswa. Hal itu menyebabkan banyak mahasiswa yang kurang biaya pendidikan dan membutuhkan beasiswa.

Mahasiswa menyampaikan terima kasih kepada para alumni kampus Politeknik STTT Bandung yang secara konsisten memberikan beasiswa setiap tahunnya. Namun seiring dengan meningkatnya biaya perkuliahan, kebutuhan akan beasiswa tersebut juga semakin meningkat. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *